BAB II
PEMBAHASAN
باب الحال
HAAL(KETERANGAN KEADAAN)
Definisi Haal
Ada beberapa definisi dalam mendefinisikan Haal menurut
u’lama nahwu:
Di
antaranya syekh muhammad bin A.Malik Al-Andalusy mendefinisikan Haal,
Dalam
kitab Matan Al-fiyahnya
Sebagai
berikut:
الحال وصف فضلة منتصب مفهم
فى حال كفردا ادهب
“Haal
ialah isim sifat(seperti isim fa’il dan isim maf’ul)
dan
fadhlah(bukan ‘umdah tidak seperti fa’il atau khabar yang menerima-
nashab(dinashabkan)yang mengandung pengertian
tingkah laku
seperti:نصلى جماعة, ادهب
فردا
Dan definisi kedua syakh Syamsuddin Muhammad Arra’ini
Mendefinisikan
Haal dengan kitab Mutammimah Ajjurumiyah nya
Sebagai
berikut:
الحال هو الاسم المنصوب
المفسر لما ارنبهم من الهيئا ت
اما من الفاعل نحو جاء زىد راكبا وقوله تعالى فخرج منها خائفا
او من المفعول نحو ركبت الفرس مسرجا
وقوله
تعالى وارسلنا ك للناس رسولا او منهما نحو لقيت عبد الله راكبا
Haal (keterangan
keadaan)adalah isim yang
dibaca nashab,
yang
menjelaskan keadaan fai’l
atau
maf’ul,atau keduanya yang belum jelas.
Contoh
Haal yang menerangkan keadaan fa’il:
جاء زىد راكبا = Zaid datang dengan naik kendaraan.
Kata
“راكبا”
dalam kalimat di atas dibaca nashab,
karena
menjadi Haal atau menerangkan keadaan fai’l(Zaid)
ketika datang.
فخرج منها خائفا = Maka Musa keluar dari kota itu dengan rasa takut.
Kata”خائفا”dalam ayat di atas dibaca nashab,
karena
menjadi Haal atau menerangkan keadaan fai’l berupa dhamir
mustatir(Musa)ketika keluar dari kota mesir.
Contoh
Haal yang menerangkan keadaan Maf’ul:
ركبت الفرس مسرجا = Saya menunggang kuda dengan berpelana.
Kata
“مسرجا”dalam kalimat di atas di baca nashab,karena berkedudukan
menjadi Haal,yakni menerangkan keadaan Maf’ul,yaitu kata”الفرس “
وارسلنا ك للناس رسولا = Kami mengutusmu kepada segenap manusia dengan menjadi rasul.
Kata”رسولا”dalam ayat di atas dibaca nashab,karena
menjadi Haal,yakni menerangkan keadaan maf’ul yang berupa
dhamir ”ك”
Contoh
Haal yang menerangkan keadaan fa’il dan maf’ul:
لقيت عبد الله راكبا =Saya bertemu Abdullah dengan naik kendaraan.
Kata”راكبا”
dalam contoh di atas dibaca nashab,menjadi Haal,menerangkan
keadaan maf’ul dan fa’il
Syarat-syarat
Haal
ولا يكون الحال الا نكرة فان وقع بلفظ المعرفة اول بنكرة نحو جاء زيد
وحده اى منفرداdوادخلوا رجلا رجلا اى مرتين
ولا يكو ن الا بعد تمام الكلا م اى بعد جملة تا مة بمعنى انه ليس احد
جزاي الجملة وليس المراد ان يكو ن الكلام مستغنيا عنها بدليل قوله تعالى ولا تمش
فى الارض مرحا
Haal itu disyaratkan:
1)Terdiri
dari Isim Nakirah.Apabila ada Haal terdiri dari Isim Makrifat,maka
harus di takwil-kan Nakirah.contoh:
جاء زيد وحده =Zaid datang dengan sendirian.
Kata”حدهو”dalam kalimat
di atas dibaca nashab menjadi Haal,Karena ia isim makrifat,maka harus di-takwil
nakirah.Takwil-nya adalah:
جاء زيد منفردا = Zaid datang dengan sendirian.
2)Terdiri
dari Isim Musytaq.Apabila ada haal
terdiri dari Isim Jamid,maka harus di-takwil musytaq.contoh:
بدت الجارية قمرا = Gadis
itu tampak dengan bulan(bagaikan bulan)
Kata”قمر”adalah isim jamid.Dalam kalimat di atas dibaca nashab
menjadi haal.Karena tidak memenuhi ketentuan,maka harus di-takwil
musytaq,sehingga susunannya menjadi:
بدت الجارية مضيئة
Kata”قمر”di-takwil dengan مضيئة
بعته يدا بيد = Saya tidak menjualnya dengan timbang terima
Kata”
بيديدا “dalam contoh di atas dibaca nashab menjadi haal.Karena
kata tersebut jamid,sedangkan haal itu harus berupa kata musytaq,maka
kata yang jamid tersebut harus di takwil menjadi musytaq.
Takwil”يدا
بيد”Adalah متقا
بضين
ادخلوا رجلا رجلا = Masuklah kalian dengan seorang-seorang.
Kata
“رجلا رجلا”dalam kalimat di atas dibaca nashab menjadi haal.
Karena
kata”رجلا”itu jamid,sedangkan haal itu harus musytaq,
maka harus di-takwil menjadi menjadi musytaq.
Takwil رجلا رجلا Adalah مرتبين
3)jatuh sesudah kalimat yang sempurna.
Artinya,haal itu tidak termasuk bagian pokok
kalimat,
tetapi bukan berarti kalimat yang sempurna tadi
tidak memerlukan haal,
dengan dalil firman Allah:
ولا تمش في
الارض مرحا = Janganlah kamu
berjalan dimuka bumi ini dengan sombong.
Syarat-syarat Shahibul Haal
ولا يكون صاحب
الحال الا معرفة كما تقدم فى الامثلة او نكرة بمسوغ
نحو فى الدار جا لسا رجلا
وقوله تعا لى فى اربعة ايام سواء
وقوله تعالى وما اهلكنا من
قرية الا لها مند رون
وقراءة بعضهم
ولما جاءهم كتب من عند الله مصد قا با لنصب
Shahibul Haal (kata yang diterangkan keadaannya)itu
harus terdiri dari isimmakrifat,sebagaimana dalam contoh-contoh di
atas,Tetapi ada juga Shahibul Haal,
terdiri dari isim Nakirah,sebab
ada musawwigh(hal yang membolehkan).
Diantara perkara yang membolehkan Shahibul Haal
berupa isim nakirah adalah:
1). Mendahulukan haal dan mengakhirkan shahibul
haal.Contoh:
فى الدار جا لسا
رجل = Di dalam rumah itu terdapat
seorang laki-laki dalam keadaan duduk.
Kata”رجل”adalah shahibul haal(yang
diterangkan keadaannya).
Sedangkan kata”جا لسا”adalah haal(yang menerangkan keadaan shahibul
haal)
Kata”رجل”adalah nakirah,
Mestinya yang menjadi shahibul haal
itu harus makrifat
Tetapi dalam susunan di atas boleh,
Sebab posisi haal mendahului shahibul haal-nya
yang nakirah
2).Di-takhsish dengan cara meng-idhaf-kan
pada kata lain.Contoh:
فى
اربعة ايا م سواء = Dalam empat hari yang gelap
Kata” ايا ماربعة “dalam ayat di atas menjadi shahibul haal
Yang haal nya berupa kata سواء
Shahibul haal tersebut(اربعة) adalah nakirah
Tetapi di-takhsish dengan cara mudhaf
pada kata ايام
3)Didahului oleh Nafi.Contoh:
اهلكنا من قرية الا لها
مندرونوما
Dan Kami tidak membinasakan suatu negeri
pun
Kecuali setelah ada baginya orang-orang
yang memberi peringatan.
Kata قرية dalam ayat diatas adalah nakirah dan menjadi
shahibul haal-nya adalah
Kalimat لها مندرونKata قرية meskipun nakirah,boleh menjadi shahibul
haal,
sebab jatuh sesudah huruf nafi(ما)
4).Di-takhsish
dengan sifat.Contoh
ولما
جا ءهم كتاب من عند الله مصدقا
“Dan setelah datang kepada mereka sebuah
kitab dari Allah(Al-qur’an)
Yang membenarkan”
Kata كتاب dalam ayat di atas adalah nakirah dan
menjadi shahibul haal
Yang haal-nya berupa kata مصدقا .
Kata كتاب tersebut meskipun nakirah
Boleh menjadi shahibul haal,
Sebab di-takhsish dengan sifat من
عند الله
Macam-macam
Haal
ويقع
الحال ظرفا نحو رايت الهلال بين السحاب
وجارا
ومجرورا نحو فخرج على قومه فى زينته
ويتعلقان
بمستقر اواستقر محدوفين وجوبا
ويقع
جملة خبرية مرتبطة باالواو والضمير
نحو
خرجوامن ديا رهم وهم الوف
اوبالضمير
فقط اهبطوا بعضكم لبعض عدو
او
بالواو نحو لئن اكله الدئب ونحو عصبة
Haal itu ada yang mufrod
Sebagaimana dalam contoh-contoh di atas.
Adapula yang berupa zharaf,jer,majrur, dan jumlah.
Contoh haal yang terdiri dari zharaf ialah:
رايت
الهلال بين السحا ب = saya melihat
bulan dalam keadaan
di antara mendung.
Kata بين adalah zharaf makan yang berkedudukan
menjadi haal
Dari kata
لهلالا
Contoh haal yang terdiri dari jer
majrur ialah:
فخرج
على قومه فى زينته dalam ayat di-atas
adalah jar majrur
Yang berkedudukan sebagai haal
dari dhamir mustatir pada lafad خرج
Contoh haal yang terdiri dari jumlah
ialah
a.
Jumlah ismiyah:
جاء الاستاد والطلبة غائبون
Pak guru datang sedangkan para siswa
tidak ada
b.
Jumlah fi’liyah
جاء ت الطالبة تركب السيا رة
Seorang siswi datang dengan naik kendaraan.
Haal
yang berupa jumlah kabariyah(kalimat kerja) itu-
Mengandung rabith berupa:
a.
Wawu (و) dan dhamir.
Contoh:
خرجوا
من ديا رهم وهم الوف
Mereka pada keluar dari rumah-rumah
mereka,
Sedang mereka itu,berjumlah ribuan
Kalimat هم الوف adalah jumlah ismiyah yang
berkedudukan sebagai haal
Dari shahibul haal berupa dhamir
mustatir pada kata خرجوا
Antara haal dan shahibul haal
disini di hubungkan dengan rabit
Berupa wawu(و) dan dhamir هم yang kembali(rujuk) pada shahibul haal
b.
Dhamir.
Contoh:
اهبطوابعضكم
لبعض عدو
Turunlah kamu semua,sebagian kalian
menjadi musuh sebagian yang lain.
c.
Wawu (و)
لئن
اكله الدئب ونحن عصبة
Jika ia sungguh di-makan serigala,dengan
kami golongan (yang kuat).
Kalimat عصبةونحن dalam kalimat di-atas adalah jumlah
ismiyah
Yang menjadi haal dari shahibul
haal(الدئب)
.haal dan shahibul haal dalam
kalimat di-hubungkan dengan rabit
berupa wawu (و) saja.
Sedangkan dhamir نحن dalam kalimat di-atas tidak dapat dianggap sebagai rabih,
Karena tidak kembali pada shahibul
haal
MAKALAH
الحال
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab
Dosen Pembina Bpk.
Muhammad Faisol, M.Ag
Disusun oleh:
Kelompok :24
Didik 083 111 006
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
NOVEMBER 2011
ii
2
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Haal adalah isim yang
dibaca Nashab yang menjelaskan keadaan fa’il,atau maf’ul,atau keduanya yang
belum jelas.
Syarat-syaratnya Haal adalah:
Harus terdiri dari isim
Nakirah
Harus terdiri dari isim
musytaq
Harus jatuh sesudah
kalimat yang sempurna
Syarat-syaratnya shahibul-Haal adalah harus
terdiri dari isim ma’rifat.
Sedangkan macam-macamnya
Haal adalah:
Zharaf
Jer majrur
Jumlah(jumlah
ismiyah,jumlah fi’liyah)
Untuk para pembaca kami
sebagai penulis menyarankan untuk mempelajari sesuatu itu pelajarilah dari
bawah lalu pelajari yang lebih atas lagi begitu juga dengan ilmu nahwu pelajari
dari bab paling dasar lalu pelajari yang lebih atas agar lebih mengerti dan memahami
ilmu nahwu dengan baik.
4
DAFTAR PUSTAKA
1.
Syekh Samsuddin Muhamad Arra’ini, Ilmu
Nahwu Terjemah, Mutammimah Aj-Jurumiah
2.
Nadzom
syi’ir min I’mrithi
3.
Nahwu
Aplikatif, Lembaga Kajian Islam, Al-Bidayah
4.
Ustad Hamdani Asy-syidani,Marji’us saliki,Terjamah
Al-fiah Ibnu Malik
5.
Bapak Harits dosen stain jember,Rangkuman
ponpes Al-bidayah tegal besar
6.
Syekh Muhammad bin A.Malik Al-Andalusy,Terjamah
Matan Al-fi’ah
7.
Pujiono dkk,Unit Bahasa,Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Jember